Balada Kalbu Tersedu
ELDINI FATIKHA RIZQY, kelas X SMAIT Darul-Hikmah |
Balada Kalbu Tersedu
Pedih, lara, tertusuk
Sudah tak era
Menjadi santapan terlezat
Di masa ini, enam bulan perkenalan
Enyahpun tak jua mengerti
Andai ia diharap-harap
Di sini, penjara suci ini
Balada membumbung tertuju
Di sini, kalbu tersedu merintih
Di sini, daging yang tak bersalah
Ditumbuk...........
Remuk................
Tak kuasa, tertunduk
Tak kuasa, mengamuk
Biru segala biru
Melampiaskan kekalutan, sembilu, pilu
Tak lain raga yang tersedu sedan
Yang menuang rasanya
Pada lembaran-lembaran kata sajak
Yang mungkin tak seluruhnya bisa mengerti
Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Hanya coretan tak bermakna
Mampu menerangi kelabu
Menjadi pelita kesepian
Walau tiada yang bisa
Tiada kan mengerti
Terlebih merasakan
Terkadang kalbu berontak
Hati pun menyentak-nyentak
Tiap detik kurasa
Ingin mengucur bulir-bulir bening
Dari lubuk yang tak berlogika
Yang terdalam, sungguh amat dalam
Sesak ini tak tertahan
Mengadu? kepada siapa?
Bertidak keras? aku siapa?
Sikap lembut? tak biasa
sikap tegas? mereka tak terima
Sikap Membela? tak tau juga!
Dasar dunia tempatnya sandiwara
Yang tulus dianggap modus
Yang modus dianggap tulus
Yang dimengerti bukannya menghargai
Yang disayang mengira dikekang
Sungguh dunia adalah sekejam-kejamnya masa
Baginya yang terlena akan dapat derita
Baginya yang takwa akan bahagia
Komentar
Posting Komentar