Birrul Walidain


 Birrul Walidain

(Berbakti kepada Ibu Bapak)

1.a.   Perhatian Allah terhadap hak orang tua

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah terhadap kedua ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnus sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak Menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (an Nisaa 4:36)
Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (al Israa 17:23)

1.b.   Fadhail berbakti kepada ibu bapak :

§  Berbakti kepada ibu-bapak termasuk perbuatan yang diutamakan
Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: Saya bertanya pada Rasulullah saw.: Apakah Amal perbuatan yang paling utama? Nabi: Berbakti pada kedua ayah bunda. Saya bertanya, kemudian apalagi? Jawabnya: Jihad (berjuang dalam jalan Allah) (HR. Bukhari, Muslim)
§  Berbakti kepada ibu-bapak, penebus dosa besar
Ibnu Umar berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Saw dan berkata: “Saya telah melakukan suatu dosa besar, apakah mungkin dosa itu diampuni?” Rasul bertanya:”Apakah kedua ibu-bapakmu masih hidup?” Lelaki itu dengan sedih menjawab:”Keduanya telah meninggal dunia”. Rasulullah bertanya lagi: “Apakah kau punya saudara ibu?” “Ya, punya”, jawab lelaki itu. Maka kembali Rasul bersabda: “Baktikanlah dirimu kepadanya”. (HR. At Turmudzi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
§  Dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rezekinya
“Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rejekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua ibu-bapaknya dan memelihara silaturahmi”. (HR. Ahmad)
§  Keridhaan Allah dalam keridhaan ibu-bapak
“Siapa yang membuat kedua ibu-bapaknya senang dan ridha, maka ia telah membuat Allah senang dan ridha padanya. Dan barangsiapa membuat marah orang tuanya, maka berarti ia telah membuat murka Allah.” (HR. Ibnu Najjar)
§  Doa seorang hamba mustajab karena baktinya kepada ibu-bapak


1.c.  Hal-hal yang dapat membangkitkan bakti anak

Renungkanlah betapa besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya.
“Dan Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengan-dungnya dalam keadaan susah yang bertambah-tambah dan melahirkannya dengan susah payah juga.” (QS. Al-Ahqaf 46:15)
“Dan Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu-bapaknya. Ibunya mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah”. (QS. Luqman 31:14)

1.d.  Bentuk-bentuk Birrul Walidain

·         Memandang orangtua dengan pandangan cinta, penuh kasih dan gembira
“Seorang anak yang memandang kepada orangtuanya dengan pandangan cinta, akan dicatat Allah seperti amalan orang yang naik Haji Mabrur” (HR Ar-Rafi’i dan Al-Baihaqi)
·         Bersikap lemah lembut
“Dan ucapkanlah kepada ibu bapakmu perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan doakanlah: “Wahai Robb-ku, kasihanilah keduanya seperti keduanya telah mendidik aku di waktu kecil.” (QS. Al-Isra; 17:23-24)
Imam Al-Bukhari menjelaskan tentang firman Allah diatas. Katanya: “Tunduklah kepada ibu-bapakmu seperti seorang hamba kepada majikannya yang keras dan ganas.”
“Janganlah kau berjalan di depannya, jangan duduk sebelum dia duduk, jangan kau panggil dengan namanya, dan jangan kau memancing amarahnya.” (HR. At-Thabarni)
·         Minta izin sebelum masuk ke kamarnya
“Dan apabila anak-anakmu sudah mencapai usia baligh, maka haruslah mereka meminta izin padamu (untuk masuk), seperti halnya orang-orang sebelum mereka.” (QS. An Nur 24:59)
·         Berdiri menyambut ibu-bapak
“Siti Fatimah binti Rasul apabila ia datang mengunjungi Rasulullah saw beliau bangkit menyongsongnya, mencium dan mempersilahkan sang puteri duduk di tempat duduk beliau. Begitu juga jika Nabi Saw datang mengunjungi buah hatinya, Fatimah bangun menyongsong beliau, mencium dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya.” (HR. Abu Daud dan At-Turmudhi)
Ini adalah bentuk pengagungan, perendahan diri dan kepatuhan kepada keduanya atau penampilan kasih sayang kepada keduanya.
·         Mendoakan ibu-bapak (17:23-24)
Betapa baiknya kalau engkau mendoakan kedua orangtua setiap selesai membaca shahadat dalam shalat.
“Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Kulah semuanya akan kembali.” (QS. Luqman 31:14)
“Sungguh seorang hamba ditinggal pergi oleh salah seorang atau oleh kedua ibu-bapaknya, sedang dia dalam keadaan durhaka. Namun sang anak senantiasa berdoa dan memo-honkan ampun bagi keduanya, sehingga Allah menetapkan-nya sebagai anak yang berbakti kepada orangtuanya.” (HR. Al-Baihaqi)
·         Berziarah ke kubur ibu-bapak
“Barangsiapa yang berziarah ke kubur orangtuanya atau salah seorang dari keduanya pada tiap hari Jum’at, maka dosanya akan diampuni Allah dan ia dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.” (HR. At-Thabrani)
·         Membina hubungan baik dengan kawan ibu-bapak
Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang ingin berhubungan dengan ayahnya yang telah wafat, hendaklah dia menghubu-ngi kenalan dan saudara-saudara ayahnya, sesudah ayahnya meninggal”.(HR. Abdur Razzaq)
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya bakti anak yang paling utama adalah hubungan baik si anak dengan keluarga kawan baik ayahnya.” (HR. Muslim)
·         Melunasi hutang keduanya sesudah keduanya meninggal dunia
·         Menepati nazarnya
Seorang dari Bani Salamah bertanya “Ya Rasulullah, apakah sesudah ibu bapakku meninggal dunia, masih ada sisa bakti yang dapat aku persembahkan kepada keduanya …? Rasulullah Saw. mengangguk dan bersabda: “Ya dengan jalan mengirimkan doa untuk keduanya, memohonkan ampun, menepati janji dan nadzar yang pernah diikrarkan ibu-bapakmu, memelihara hubungan silaturahmi dan memuliakan sahabat keduanya.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
·         Tidak menyebabkan orang memaki-maki kepada keduanya
Bahwasanya Nabi saw. bersabda: Daripada dosa-dosa besar ialah seseorang yang memaki kedua ayah-bundanya. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah adakah seorang yang memaki ayah-bundanya? Jawab Nabi: Ya. Dia memaki ayah orang lain, maka dibalas memaki pada ayahnya atau dia memaki ibu orang lain, lalu dibalas memaki pada ibunya (HR. Bukhari, Muslim)

1.e.   Keteladanan

·         Bakti Nabi Ismail terhadap Sayyidina Ibrahim

1.f.   Uququl Walidain

·         Durhaka kepada ibu-bapak termasuk dosa besar
“Salah satu dosa kabir yang terbesar disisi Allah pada hari Kiamat ialah : menyekutukan Allah, membunuh seorang Mukmin secara tidak menurut syari’at, melarikan diri dari medan jihad fi sabilillah pada waktu penyerbuan, mendur-hakai keduaorangtua, menuduh wanita suci melakukan perbuatan keji, belajar ilmu sihir, makan uang riba dan makan harta anak-anak yatim.” (HR. Ibnu Hibban)
·         Bentuk-bentuk uququl Walidain
§  :tidak patuh
§  mengabaikan
§  menyakiti
§  mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan
§  meremehkan
§  memandang dengan pandangan hina
§  membuat sedih
“Tangis kedua orangtua karena anaknya termasuk kedurhakaan.” (HR. Al-Bukhari)
§  membelalakkan mata kepada keduanya
“Seorang anak yang membelalakkan matanya kepada kedua orangtua termasuk anak yang tidak berbakti.” (HR. Al Baihaqi dan Ibnu Mardawih)
§  menghindari dari keduanya
“Ada segolongan hamba yang tidak diajak bicara oleh Allah di hari Kiamat, tidak dilihat, tidak dibersihkan dan tidak pula disucikan”. Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Dijawab oleh Nabi, “Yaitu orang yang menjauh-kan diri dari ibu-bapaknya dan orang yang mendapat limpahan kebajikan dari suatu kaum lalu ia memungkiri kebajikan mereka malah ia menjauhkan diri dari mereka.” (HR. Ahmad)
§  tidak senang kepada ibu-bapak
“Tiga jenis manusia yang dikutuk Allah Swt adalah, laku-laku yang tidak senang kepada kedua ibu-bapaknya, laki-laki yang berusaha memecah belah kehidupan suami istri kemudian wanita itu ia kawini dan laki-laki yang suka membumbui kata-kata antara kaum Mukminin agar mereka saling benci membenci.” (HR. Ad Dailami)
§  memukul
“Tujuh golongan orang yang tidak akan dilihat oleh Allah Swt di hari kiamat, tidak dibersihkan dan tidak dicampur dengan penghuni alam lainnya, mereka dimasukkan ke dalam api yang pertama, kecuali mereka bertaubat, maka Allah berke-nan mengampuni mereka, orang yang kawin dengan tangan-nya (onani) yang berbuat dan yang diperbuat, pecandu minuman keras, orang yang memukul ibu-bapaknya hingga keduanya minta tolong dan orang yang berzina dengan istri tetangganya” (HR. Al-Baihaqi)
§  mendurhakai sahabat ibu-bapaknya
“Peliharalah kekasih ayahmu, jangan kau putuskan, jangan sampai Allah memadamkan cahayamu.” (HR. Al-Bukhari)
·         Amal perbuatan anak durhaka tidak akan diterima
“Tiga kelompok orang yang tidak diterima amal perbuatan-nya, ialah: orang yang menyekutukan Allah, anak yang mendurhakai kedua orangtua dan mujahid yang melarikan diri dari medan perang.” (HR. At-Thabarani)
·         Haram durhaka kepada kedua orangtua meskipun zalim kepadanya
“Seorang Muslim yang mempunyai kedua orangtua yang Muslim, kemudian ia senantiasa berlaku ihsan terhadap keduanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu sorga untuknya. Kalau ia memiliki seorang saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu saja, kalau ia menggusarkan kedua orangtuanya, maka Allah tidak akan ridho padanya. Ada seseorang yang bertanya, “Meskipun keduanya menzaliminya?”. Nabi menjawab, “Ya, meskipun keduanya menzaliminya.” (HR. Al-Bukhari)

Maraji’
Ahmad Isa Asyur, Birrul Waidail (Berbakti kepada Ibu Bapak),
Sa’id Hawwa, Al Islam: Sistem Akhlak
Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf Annawawy, Tarjamah Riadhus Shalihin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GALERI FOTO

MALAM INAGURASI 7 APRIL 2012

Janji Santri Darul Hikmah